Laman

Selasa, 21 Desember 2010

Rahmat

Rasulullah SAW memilik perilaku yang sangat mulia dan mengagumkan bagi kawan dan lawan., tiada lain karena beliau memperoleh rahmat dari Allah SWT. "Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu (QS Ali Imron 3 : 159)

Rahmat adalah ibarat air di tengah dahaga kasih sayang, kriminalitas meningkat di tengah alfanya kasih sayang. Tidak sedikit gara-gara perebutan rokok, kawan dibunuh. Hanya karena pertengkaran kecil, anak tega membantai ibunya. Tawuran antarsuku, antarpelajar, antarwarga bahkan antarmahasiswa, sudah merupakan tontonan sehari-hari.

Bahkan gunung gundul dan akibatnya banjir serta tanah longsor pun tidak terlepas dari alfanya rahmat atau kasih sayang. Inilah yang sedang luput dari bangsa ini: kasih sayang terhadap sesama, terhadap tumbuhan, hewan dan alam seluruhnya. Perilaku korup juga ekses dari itu; karena tidak ada kasih sayang terhadap manusia, jatah orang lain diambil tanpa hak.

Tidak banyak disadari bahwa rahmat inilah di antara kunci dari strategi keberhasilan Rasulullah SAW dalam melakukan perubahan bangsa Arab jahiliah menjadi khairul ummah (sebaik-baiknya ummat) yang mempunyai peradaban tinggi.

Pelajaran yang bisa diambil dalam konteks pengelolaan negara hari ini, aplikasi strategi rahmat kiranya dapat dituangkan ke dalam bentuk kebijakan pelayanan publik yang prima; itu pertanda kasih sayang terhadap sesama, ingin meringankan dan mempermudah urusan publik. Dalam hal penyusunan anggaran, strategi rahmat harus dilakukan melalui kebijakan anggaran yang propublik; program peningkatan pendidikan, kesehatan dan daya beli (pemberdayaan ekonomi masyarakat) sewajibnya mendapat perhatian lebih daripada seluruh pemangku kepentingan.

Dengan strategi aplikasi kasih sayang pula, perilaku korup dapat ditekan. Bayangkan ada sejumlah hak orang kemudian diambil tanpa izin dan diberikan nafkah bagi keluarga. Bagaimana akibatnya barang tidak halal tersebut akan menjadi darah dan daging mereka. Padahal, surga tidak akan mau dimasuki oleh manusia yang darah dagingya mengandung barang tidak halal.

Mengingat pentingnya rahmat sebagai solusi untuk berbagai persoalan bangsa, tidak heran apabila dalam sejarah tersebutlah sejumlah pemuda (Ashabul Kahfi) pernah berdoa, "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (QS Al Kahfi 18: 10)

Mereka rupanya menyadari betul, untuk dapat menyelesaikan problem-problem kemasyarakatan dan kenegaraan, sangat membutuhkan rahmat atau kasih sayang dari Allah SWT. Tanpa itu, maka mereka-dan siapapun pun juga hari ini-akan menjadi bagian dari problem itu sendiri.

Doa itu pula yang kita panjatkan hari ini, semoga Allah SWT mengabulkan doa kita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar